Mata
Kuliah Ilmu Sosial Dasar
Kemiskinan
di Indonesia
Disusun
Oleh:
Nama :
Faddilah Ridwan Fiqih
Kelas : 2ID08
NPM :
32412608
JURUSAN
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2013
KEMISKINAN DI INDONESIA
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat
berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup .
Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan
yang layak sebagai warga negara.
Banyak
sekali kasus kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Berikut ini salah satu
contoh kasus kemiskinan yang terjadi di Indonesia:
Kondisi memprihatinkan
dialami Luluk Munawaroh, bocah berusia 12 tahun asal Desa Temayang, Kecamatan
Kerek, Kabupaten Tuban akibat gizi buruk. Tak ayal, tubuh bocah tersebut kurus
dan kering hingga berakibat pada kelumpuhan.
Putri terakhir pasangan Tasrip (52) dan Kasi (51) itu, kini kondisinya tidak bisa melakukan aktifitas apapun. Apalagi, berat badan bocah tersebut hanya sekitar 10 kilogram saja.
Setiap hari, Luluk harus digendong ibunya lantaran tidak bisa berjalan. Bahkan untuk bicarapun, Luluk menggunakan isyarat jika ingin melakukan sesuatu.
"Sampai sekarang ini juga masih tidak bisa apa-apa mas, kalau mau kemana-mana ya selalu digendong. Biasanya kalau mau minta sesuatu ya cuman nangis mas," terang Kasti, saat ditemui di rumahnya sambil mengendong Luluk yang terlihat lemas.
Menurut ibu tiga anak tersebut, kondisi kelahiran anak ketiganya itu lahir normal serta tidak ada kelainan sama sekali. Namun kondisi kelumpuhan yang dialami Luluk baru diketahui setelah umur empat tahun yang tak kunjung bisa jalan dan bicara seperti anak umumnya, serta tubuhnya yang kecil.
"Awalnya pada usia empat tahun dia mengalami panas tinggi hingga mengalami kejang, setelah itu sempat saya bawa ke rumah sakit umum Tuban. Saat itu setelah sembuh saya bawa pulang, tapi saat di rumah setiap bulannya pasti selalu mengalami panas yang tinggi," lanjut Kasti.
Sejak itulah kondisi Luluk semakin parah, saat mengalami sakit panas tinggi, keluarga bocah malang tersebut tidak lagi bisa membawanya untuk berobat ke rumah sakit lantaran tidak punya biaya. Keterbatasan biaya dan kurangnya asupan gizi sejak lahir dimungkinkan juga menjadi penyebab utama kondisi bocah tersebut semakin parah.
"Ya setelah itu tidak pernah lagi berobat ke rumah sakit mas. Kalau untuk makanan sehari-hari cuman dengan nasi saja, tapi harus dihaluskan," lanjut Kasti yang hanya seorang buruh tani.
Kini keluarga bocah malang tersebut hanya bisa pasrah dengan keadaan tersebut, pasalnya penghasilan dari buruh tani tidak bisa lagi membawa Luluk untuk berobat lagi dengan kondisi Luluk yang sudah terlanjur kekurangan gizi tersebut. Ia hanya berharap, jika ada keajaiban supaya Luluk masih bisa diobati dan bisa kembali normal seperti anak-anak seusianya.
Putri terakhir pasangan Tasrip (52) dan Kasi (51) itu, kini kondisinya tidak bisa melakukan aktifitas apapun. Apalagi, berat badan bocah tersebut hanya sekitar 10 kilogram saja.
Setiap hari, Luluk harus digendong ibunya lantaran tidak bisa berjalan. Bahkan untuk bicarapun, Luluk menggunakan isyarat jika ingin melakukan sesuatu.
"Sampai sekarang ini juga masih tidak bisa apa-apa mas, kalau mau kemana-mana ya selalu digendong. Biasanya kalau mau minta sesuatu ya cuman nangis mas," terang Kasti, saat ditemui di rumahnya sambil mengendong Luluk yang terlihat lemas.
Menurut ibu tiga anak tersebut, kondisi kelahiran anak ketiganya itu lahir normal serta tidak ada kelainan sama sekali. Namun kondisi kelumpuhan yang dialami Luluk baru diketahui setelah umur empat tahun yang tak kunjung bisa jalan dan bicara seperti anak umumnya, serta tubuhnya yang kecil.
"Awalnya pada usia empat tahun dia mengalami panas tinggi hingga mengalami kejang, setelah itu sempat saya bawa ke rumah sakit umum Tuban. Saat itu setelah sembuh saya bawa pulang, tapi saat di rumah setiap bulannya pasti selalu mengalami panas yang tinggi," lanjut Kasti.
Sejak itulah kondisi Luluk semakin parah, saat mengalami sakit panas tinggi, keluarga bocah malang tersebut tidak lagi bisa membawanya untuk berobat ke rumah sakit lantaran tidak punya biaya. Keterbatasan biaya dan kurangnya asupan gizi sejak lahir dimungkinkan juga menjadi penyebab utama kondisi bocah tersebut semakin parah.
"Ya setelah itu tidak pernah lagi berobat ke rumah sakit mas. Kalau untuk makanan sehari-hari cuman dengan nasi saja, tapi harus dihaluskan," lanjut Kasti yang hanya seorang buruh tani.
Kini keluarga bocah malang tersebut hanya bisa pasrah dengan keadaan tersebut, pasalnya penghasilan dari buruh tani tidak bisa lagi membawa Luluk untuk berobat lagi dengan kondisi Luluk yang sudah terlanjur kekurangan gizi tersebut. Ia hanya berharap, jika ada keajaiban supaya Luluk masih bisa diobati dan bisa kembali normal seperti anak-anak seusianya.
Analisis
Fenomena seperti kasus
diatas sebenarnya sudah banyak terjadi khususnya di Indonesia. Faktor
kemiskinan menjadi penyebab seseorang mengalami gizi buruk, dan yang lebih
mengenaskan lagi yaitu keterbatasan biaya untuk berobat. Sangat jelas sekali
bahwa masyarakat Indonesia khususnya untuk kalangan menengah ke bawah masih
jauh dari kondisi sejahtera, bahkan untuk makan sehari-hari saja sudah susah,
apalagi ditambah dengan penyakit yang melanda. Dengan munculnya masalah-masalah
seperti itu mengakibatkan menurunnya kualitas generasi-generasi muda Indonesia.
Masa kecilnya saja sudah menderita, akan sulit untuk berkembang jika terpuruk
dalam kemiskinan. Hal seperti ini seharusnya menjadi prioritas utama pemerintah
Indonesia. Jika kasus ini terus bertambah setiap tahunnya, tidak terbayangkan
lagi generasi-generasi muda 20 tahun yang akan datang seperti apa kondisinya.
Solusi
Untuk menangani contoh
kasus kemiskinan diatas perlu adanya kesadaran dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah
harus lebih melihat masyarakat yang tinggal di pedalaman, apakah kehidupannya
sudah di kategorikan layak atau tidak. Jangankan masyarakat pedalaman, yang
tinggal di kota besar saja masih banyak yang terpuruk dalam kemiskinan. Jika
pemerintah belum sanggup mengatasi masalah kemiskinan, ada alternatif lain
untuk meminimalisirnya, yaitu dengan memberikan layanan kesehatan gratis untuk
warga miskin. Layanan kesehatan gratis bukan hanya pelayanan ala kadarnya,
tetapi pelayanan kesehatan hingga pasien tersebut sembuh. Layanan kesehatan
gratis sampai saat ini hanya terdapat di beberapa daerah saja, belum menyeluruh
ke semua wilayah Indonesia. Sebenarnya bukan hanya pemerintah yang harus pusing
dengan masalah ini, masyarakat pun harus sadar akan kondisi ini, begitu pula
dengan masyarakat yang di kategorikan miskin. Miskin itu hanya kondisi ekonomi
saja yang tidak beruntung. Hidup miskin bukan berarti harus hidup kotor,
kebersihan harus menjadi hal yang penting, karena dengan lingkungan dan pola
hidup bersih akan mengurangi resiko terkena penyakit. Dengan tidak mengalami
sakit, setidaknya mengurangi beban hidup yang dialami. Tanamkan dalam pikiran
bahwa bersih itu pangkal sehat, jika sehat maka berpotensi pada semangat,
semangat itu menyebabkan seseorang menjadi rajin, dan rajin itu bisa membuat
orang menjadi kaya.